Jumat, 11 September 2009

Korban Anthurium

Mei 2007 tetangga tidak jauh dari rumah datang, membawa buku-buku tentang anthurium. "Silakan dibaca, tidak sekarang nanti saja jika senggang" katanya. Si Tetangga saya tersebut bercerita tentang si A, B, C dan seterusnya, telah berhasil mendapat laba cukup besar berkat Anthurium. Beli sekian dijual 2 x kian, beli sekian dijual 3 x kian, pameran di sini pameran di sana mendapat laba sekian puluh juta dan seterusnya, hebat sekali kedengarannya. Dia bercerita penuh semangat seperti penjual obat kaki lima, kala saya kecil dulu, ujungnya Dia menawarkan bibit anthurium garuda berdaun 3 lembar, 50 pot dengan harga 1 juta rupiah.

Sebenarnya saya kurang percaya dengan maksud baik tetangga tersebut, karena pernah berusaha menipu, "berfikir positiflah" kata hati saya, "siapa tahu Dia sudah berubah". Saat senggang buku-buku anthurium pinjaman tetangga saya buka. Saya terheran-heran dengan harga anthurium yang tertulis dalam buku, tidak hanya 1 buku tetapi 3 buku yang saya baca. Wah "ini dia" pikir saya yang mata duitan, dapat lobang lagi untuk mendapatkan uang.

Beberapa hari kemudian tetangga datang lagi dengan membawa 20 pot bibit anthurium gelombang cinta berdaun 6. " Ini murah gelombang cinta kw 1, tidak rugi beli ini semua hanya 500000" katanya. Persis seperti penjual obat. Saya jadi sibuk membereskan bibit-bibit anthurium yang saya beli, karena suka tanaman hias saya tidak merasa berat, apalagi ada bayangan mudah mendapat laba jika dijual nantinya.

Kesempatan berikutnya tetangga membawa 16 pot bibit anthurium hookeri berdaun 5. " Ini hookeri daun tissue, jenis langka, bisa dijual dengan harga tinggi jika sudah besar". " Karena lebih besar dari yang lalu dan berjenis langka, ini harga khusus super murah 1 juta saja, kalau kelak dijual bisa jadi berjuta-juta" katanya lagi. Gayanya tetap, masih seperti penjual obat di kaki lima.

Ketika ada pameran tanaman hias di pelataran parkir salah satu mal di pinggiran Jakarta, bibit anthurium seperti yang yang saya beli dari tetangga, bukan yang berdaun tissue, dijual dengan harga 4000 - 5000 rupiah perpot. Ternyata tetangga saya belum berubah dan saya mau tidak mau suka tidak suka menjadi anggota komunitas korban anthurium.

Foto di entri ini bukan anthurium yang saya beli dari tetangga, tetapi salah satu koleksi yang saya peroleh setelah sedikit mengerti perihal anthurium. Anthurium ini jelas hibrid, campuran garuda, hookeri dan gelombang cinta; penampilannya atraktif, menarik dan termasuk langka. Saya beri nama "Centil". Wah gaya bicara saya sudah seperti penjual obat kaki lima jadul, ketularan tetangga saya kali.

Tidak ada komentar: